December 6, 2025

Perubahan iklim menjadi salah satu isu paling mendesak di era modern ini, dengan dampaknya meluas ke berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi global. Dalam beberapa tahun terakhir, data menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim semakin parah. Kenaikan suhu rata-rata bumi, cuaca ekstrem, dan meningkatnya frekuensi bencana alam langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

Sektor pertanian adalah salah satu yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Variabilitas cuaca yang ekstrem mengganggu jadwal tanam dan panen, mengurangi produktivitas, dan memicu peningkatan harga pangan. Menurut laporan FAO, diperkirakan bahwa dengan setiap kenaikan suhu global sebesar 1 derajat Celsius, hasil pangan utama dapat berkurang hingga 10%. Hal ini berdampak langsung pada inflasi dan ketahanan pangan global.

Selain itu, industri perikanan juga terkena dampak signifikan. Suhu laut yang meningkat dan penangkapan ikan berlebihan menyebabkan penurunan populasi ikan, yang berujung pada meningkatnya biaya dan ketidakpastian dalam pasokan makanan laut. Negara-negara tergantung pada ekspor hasil laut akan merasakan dampak yang lebih besar, menambah tekanan pada neraca perdagangan mereka.

Sektor energi tidak luput dari pengaruh ini. Ketergantungan pada bahan bakar fosil semakin dipertanyakan, karena perubahan iklim mendorong banyak negara beralih ke energi terbarukan. Meskipun transisi ini menjanjikan keberlanjutan, investasi awal yang tinggi sering kali menjadi hambatan. Selain itu, fluktuasi harga energi akibat cuaca ekstrem menambah ketidakstabilan ekonomi di negara-negara pengimpor energi.

Asuransi dan sektor keuangan juga mencatat dampak signifikan. Peningkatan bencana alam menyebabkan lonjakan klaim asuransi yang berpotensi merugikan perusahaan asuransi besar. Jika tren ini berlanjut, perusahaan-perusahaan ini mungkin harus menaikkan premi, yang pada gilirannya membebani konsumen dan bisnis kecil.

Perubahan iklim juga menciptakan tantangan infrastruktur. Negara-negara dengan infrastruktur lemah berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan akibat banjir, badai, dan perubahan iklim lainnya. Biaya perbaikan infrastruktur yang rusak dapat menguras anggaran pemerintah dan mengalihkan sumber daya dari investasi dalam sektor lain yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, isu migrasi akibat perubahan iklim menjadi semakin nyata. Banyak komunitas terpaksa pindah karena naiknya permukaan laut dan cuaca yang tidak mendukung. Hal ini menciptakan tantangan sosial dan ekonomi, seperti ketegangan di daerah yang menerima pengungsi dan penurunan produktivitas di wilayah asal mereka.

Pengabaian terhadap dampak lingkungan pada perekonomian dapat mengakibatkan kerugian jangka panjang. Untuk itu, pemerintah di seluruh dunia didorong untuk mengambil langkah-langkah proaktif, termasuk penerapan kebijakan ramah lingkungan dan investasi yang lebih besar dalam teknologi hijau. Kesadaran global terhadap perlunya tindakan saat ini menjadi kunci untuk memitigasi efek buruk yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap ekonomi.